11 April 2012

Suara Indrakila Awaludin Chamid | Buat Lencana Anda

Peringatan 40 hari wafatnya Al Maghfurlah KH. Abdullah Faqih

Suara Indrakila Kamis, 6/4/2012 pagi Pukul 07.00 Wib Santri dan masyarakat sekitar telah memadati Maqbaroh Masyayekh Langitan tepatnya Keluarga Langitan saat berziarah bersama santri di desa widang kec.widang. sekitar 1200 para zairin yang terangkai dalam acara “peringatan 40 hari wafatnya Al Maghfurlah KH. Abdullah Faqih”. para zairin membacakan surat yasin yang dipimpin oleh Ust. Saiful Barri kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh KH. Ali Marzuqi serta do’a oleh Beliau KH. Quhwanul Adib. tampak para keluarga pondok pesantren hadir di maqbaroh diantara beliau adalah KH.Abdullah Habib, KH. Abdurrahman Faqih serta para cucu Al Marhum.

29 Juli 2011

BANGKIT DARI KEGAGALAN

Bangkit kembali setelah bisnis anda gagal adalah hal yang berat. Beberapa kejadian yang membuat anda keluar jalur dengan mudah membuat anda tetap demikian, kecuali anda segera bangkit dan memperbaikinya. Bahkan orang yang paling optimispun kehilangan keyakinan, energi, dan minat. Dan ini terjadi pada kita. Seperti pertandingan tinju: jika anda roboh lebih dari hitungan sepuluh, anda kalah. Jadi hal terbaik yang anda lakukan adalah segera bangkit! Pantang menyerah Jika menyerah bukanlah pilihan, maka anda melakukan hal yang berbeda. Anda mencari pendekatan yang berbeda daripada mencari jalan keluar! Jika dipikiran anda sedikit saja terlintas pikiran anda bisa berhenti kapanpun anda mau, maka anda ditakdirkan gagal. Karena anda memiliki pilihan lain, maka setiap kali anda terjatuh, pikiran anda akan selalu melihat pilihan lainnya. Jadi hilangkan pilihan untuk menyerah Kegagalan adalah hal yang wajar. Terimalah. Saat anda belajar berjalan, beberapa kali pasti terjatuh/gagal. Anda bangkit dan mencobanya lagi. Akhirnya anda dapat berjalan tanpa kendala. Anda harus menyadari bahwa kegagalan adalah bagian dari pertumbuhan. Saat anda terjatuh, langkah alami yang terjadi adalah bangkit. Kita belajar tumbuh dan menjadi lebih kuat dari kegagalan kita. Ketika anda belajar berjalan, dan anda tidak mau bangkit saat anda terjatuh, anda tidak mungkin berjalan saat ini. Tip bangkit dari kegagalan bisnis: * Kembali ke saat dimana anda merasa hebat! Kembali ke saat dimana anda sangat antusias dengan ide bisnis anda. Ingat perasaan yang pernah anda rasakan. Daripada merenungi yang telah terjadi, pikirkan kembali hari-hari yang membuat anda bersemangat dan tidak dapat menunggu untuk segera memulai. Ini akan membantu anda untuk bangkit dan segera bergerak. * Lihat hasil akhir. Lihat lebih jauh kedepan daripada hari ini. Lihat tujuan anda jika benar-benar dijalankan. Luangkan beberapa menit untuk berpikir dan rasakan anda telah meraih tujuan anda. Simpan hal tersebut di dalam pikiran anda. Pikirkan bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi orang lain dalam kehidupan anda. Pikirkan hal-hal baik yang akan terjadi karena keberhasilan anda. * Sejenak pikirkan apa yang akan terjadi jika anda tidak segera bangkit. Misalnya anda memiliki industri rumahan dan berjalan diluar harapan anda. Pikiran yang pertama kali terlintas adalah kembali ke pekerjaan lama. "Setidaknya saya aman disana", begitu pemikiran anda. "Saya tidak memiliki tanggung-jawab yang besar, dan tidak banyak menggunakan waktu saya." Tapi, apa yang akan dipikirkan rekan kerja mengenai diri anda? Anda telah gagal mengambil langkah yang telah anda ambil. Apa yang ada di dalam pikiran teman-teman anda? Namun yang terpenting, apa yang anda pikirkan di sisa hidup anda? Bagaimana dengan kebebasan? Apakah menurut anda dengan kembali ke pekerjaan lama akan sama saja? Tidak demikian, karena anda kembali dari usaha yang gagal. Sekali lagi, bukan hal yang mudah bangkit dari kegagalan, namun tetap terpuruk akan lebih menyakitkan. Anda yang menentukan! * Pikirkan orang-orang yang tidak seberuntung anda. Anda lihat, banyak orang yang mungkin lebih terpuruk dari anda. Pernahkah anda menonton film Cinderella Man yang dibintangi Russell Crowe? Bercerita tentang James Braddock, seseorang yang awalnya kaya dan sukses, yang menjadi korban depresi. Dia bersedia menunggu di dok untuk mendapatkan pekerjaan beberapa jam agar dapat menghidupi keluarganya. Istrinya mengirim anak-anaknya ke orang tuanya sehingga mereka dapat hidup sedikit layak. Setiap kali saya menghadapi saat-saat yang berat, saya ingat film tersebut dan kembali mendapatkan motivasi dan lebih merasa bersyukur daripada mengeluh. * Pikirkan seberapa kuat anda saat bangkit Saat anda bangkit, anda telah menjadi orang yang lebih kuat, karena anda telah bangkit. Karena anda terus bangkit, maka semakin sulit jatuh. Anda berlatih untuk menjadi seorang fighter. Anda membangun harga diri, kemauan, dan kepribadian! Bangkit. Anda akan merasa baik-baik saja. Anda akan merasa bersyukur dimasa datang ketika anda menoleh kebelakang dan melihat perjalanan yang telah ditempuh. * Membuat daftar kesuksesan anda Buat daftar kesuksesan anda, tidak peduli kesuksesan besar atau kecil. Berikut tipnya. Jangan hanya mendata kesuksesan besar dalam hidup anda. Kesuksesan kecilpun membuat perbedaan. Kegagalan adalah bagian dari pencapaian kemajuan dan pertumbuhan. Kita gagal. Beberapa tetap gagal, dan ada yang segera bangkit. Semakin cepat anda bangkit, semakin baik dan semakin kuat anda dalam menghadapi kegagalan.( Eramedia )

KEARIFAN PESANTREN

Oleh KH. Imam Jazuli, Lc, MA* Dengan bergulirnya era reformasi, yang selalu mengedepankan elan demokrasi dan kedaulatan rakyat seutuhnya, ternyata membawa dampak kebebasan berekpresi dan berpendapat masyarakat hampir tanpa batas. Hal ini berakibat, salah satunya mencuatnya fenomena kekerasan atas nama agama, misalnya kasus JAI (Jama’ah Ahmadiyah Indonesia) atau militanisme atas nama agama, misalnya terkait terorisme dan NII (Negara Islam Indonesia), juga konflik antar suku, dan kepentingan politik. Yang lebih memprihatinkan dari itu semua adalah, belakangan mencuatnya fenomena alumni pesantren yang berideologi radikalisme tingkat tinggi (menjadi teroris), mereka berafiliatif dengan basis pendidikan Pesantren, seperti Amrozi yang beralumi pesantren Al-Islam di Lamongan dan lain sebagainya. Bagi kelompok garis keras ini, mereka beranggapan bahwa cara kekerasan lebih efektif, dibanding dengan pola pendidikan,yang dinilai terlalu lambat. Berbagai tindakan teror keji yang dilakukan oleh kelompok ini, terutama pada dua dekade terakhir menghidupkan stigma lama yang lama dikumandangkan oleh kalangan fanatik Eropa, yaitu Islam tersebar dibawah naungan pedang. Karenanya stigma yang salah ini harus terus diluruskan. Fenomena radikalisme yang berujung pada aksi kekerasan tersebut, tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun mendatang akan terus menjadi ancaman sekaligus tantangan intoleransi agama-agama di negeri yang kita cintai ini. Karenanya, menghadirkan pemahaman keagamaan anti kekerasan dengan segenap nilai-nilai kearifan pendidikan pesantren barangkali sebuah upaya untuk membangun tidak saja kesadaran normatif teologis, tetapi juga kesadaran sosial, di mana kita hidup di tengah masyarakat yang plural dari segi agama, budaya, etnis, dan berbagai keragaman sosial lainnya. Kearifan Pesantren Sebagai Solutif Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang lahir, tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sehingga lembaga pendidikan ini dianggap sebagai produk budaya asli Indonesia. Pesantren juga merupakan media pendidikan didirikan di Indonesia yang seiring dengan masuknya Islam ke Indonesia. Jika diyakini Islam masuk di Bumi Nusantara sekitar abad 13 M dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada abad-abad berikutnya hingga menjadi agama mayoritas. Kesuksesan tersebut tidak bisa dilepaskan dari kecanggihan para penyebar Islam Nusantara dalam mendialektikan agama dan budaya hingga keduanya bertemu untuk saling mengisi. Disinilah peran pesantren sangat siginifikan. Misalnya pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Pada saat itu pesantren serupa dengan padepokan, yang tidak saja digunakan untuk mengaji dalam pengertian an-sich akan tetapi juga dipergunakan sebagai alat kebudayaan, sebagaimana pula yang telah dipraktikkan oleh Sunan Kali Jaga dengan memanfaatkan wayang dan tembang untuk menarik massa agar masuk Islam. Perlu dicatat, Islam yang diajarkan di pesantren dalam bentangan sejarah tidak pernah secuilpun mengajarkan penganutnya berlaku kekerasan, apalagi merugikan dan menghilangkan nyawa orang lain. Bilapun ada doktrin ‘jihad’ maka aturannya sangat ketat. KH Hasyim A’syari misalnya saat memfatwakan resolosi Jihad tanggal 15 Oktober 1945 demi mempertahankan NKRI, beliau selalu mengulang-ngulang fatwahnya agar tidak melukai/membunuh orang kafir-kolonial dalam keadaan tidak melawan/menyerah, juga pada kaum wanita dan anak-anak. Dasar pengambilan keputusan fatwa ini adalah kitab Bujairami ala Fathul Wahab (IV: 251), dan Fathul Qorib; dua kitab yang melekat di pesantren sampai hari ini. Dalam kesempatan lain di pengajiannya, beliau pun sering menuturkan pendapat Al-Hujwiri dalam kitabnya Kasyfu Al-Mahjub yang menyajikan satu hikayat indah tentang sepuluh orang Darwisy yang tersesat di padang sahara. Bekal yang mereka miliki hanya secangkir air putih. Sembilan orang meninggal karena kehausan, dan tidak ada yang mau meminum air secangkir itu untuk dirinya sendiri, mereka lebih mendahulukan temannya. Akhirnya, hanya seorang Darwisy terakhir yang hidup karena tinggal sendiri dan bisa minum air. Hikayat tentang sepuluh Darwisy ini adalah cerminan perilaku masyarakat pesantren yang penuh cinta-kasih dan mengedepankan kebahagiaan orang lain daripada memenuhi kepentingan dirinya sendiri. Setiap Darwis merelakan nyawanya sendiri melayang demi keselamatan dan kesehatan nyawa orang lain. Dan itulah yang berlaku sampai hari ini di kalangan santri. Mereka tak mau kenyang sendirian, saat temannya yang lain kelaparan. Sehingga alat makan seperti “talam atau nampan” menjadi ciri khas kebersamaan diantara mereka. Dalam tradisi pesantren, doktrin rela mengorbankan segala yang dimiliki demi orang lain, bahkan mengorbankan nyawa sendiri, sangat kuat dan kental, inilah yang disebut futuwwah. Abu Dzar Al-Ghifari adalah salah seorang contoh pengamal futuwwah. Dia rela nyawanya menjadi jaminan atas seorang tahanan pada masa Umar bin Khattab. Ali bin Abi Thalib juga rela menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW pada saat pengepungan yang dilakukan orang-orang Quraisy dalam rangka pembunuhan. Bahkan Ali bin Abi Thalib tidak mau membalas orang yang meludahi mukanya, karena balas dendam itu tidak demi Allah Swt,, Inilah pribadi-pribadi ideal dan tauladan yang menjalankan futuwwah. Terorisme, bom bunuh diri atas nama agama, pengrusakan fasilitas-fasilitas umum, penghancuran tempat-tempat ibadah, dan ragam kekerasan lainnya tidak akan pernah terjadi apabila futuwwah dan nilai-nilai kearifan pendidikan pesantren lainnya tertanam kuat dalam mind set umat muslim di Indonesia. Karenanya, karakter pendidikan pesantren dengan wajah aslinya yang ramah dan akomodatif harus sering ditampilkan di negeri ini dalam menghadapi laju perkembangan zaman dan berbagai kemelut permasalahan yang melilit negeri ini, sehingga pada gilirannya hal tersebut mampu menumbuhkan harapan bagi masyarakat pada umumnya, bahwa pesantren dapat dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif pada saat ini dan masa depan. * Wakil Ketua PP RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah -Asosiasi Pondok Pesantren se Indoonesia) PBNU.

31 Agustus 2010

FAKTOR PENYEBAB ANAK BERPERILAKU AGRESIF

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (dalam Masykouri, 2005: 12.7) sekitar 5-10% anak usia sekolah menunjukan perilaku agresif. Secara umum, anak laki-laki lebih banyak menampilkan perilaku agresif, dibandingkan anak perempuan. Menurut penelitian, perbandingannya 5 berbanding 1, artinya jumlah anak laki-laki yang melakukan perilaku agresif kira-kira 5 kali lebih banyak dibandingkan anak perempuan.
Lebih lanjut Masykouri menejelaskan, penyebab perilaku agresif diindikasikan oleh empat faktor utama yaitu gangguan biologis dan penyakit, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh budaya negatif. Faktor-faktor penyebab ini sifatnya kompleks dan tidak mungkin hanya satu faktor saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif.
Keempat faktor penyebab anak berperilaku agresif adalah sebagai berikut:
A. Faktor Biologis
Emosi dan perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor genetic, neurologist atau faktor biokimia, juga kombinasi dari faktor ketiganya. yang jelas, ada hubungan antara tubuh dan perilaku, sehingga sangat beralasan untuk mencari penyebab biologis dari gangguan perilaku atau emosional. misalnya, ketergantungan ibu pada alcohol ketika janin masih dalam kandungan dapat menyebAnak berkebutuhan khususan berbagai gangguan termasuk emosi dan perilaku. Ayah yang peminum alkohol menurut penelitaian juga beresiko tinggi menimbulkan perilaku agresif pada anak. Perilaku agresif dapat juga muncul pada anak yang orang tuanya penderita psikopat (gangguan kejiwaan).
Semua anak sebenarnya lahir dengan keadaan biologis tertentu yang menentukan gaya tingkah laku atau temperamennya, meskipun temperamen dapat berubah sesuai pengasuhan. Selain itu, penyakit kurang gizi, bahkan cedera otak, dapat menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi atau tingkah laku.
B. Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang dapat menyebAnak berkebutuhan khususan perilaku agresif dapat diidentifikasikan seperti berikut.
1. Pola asuh orang tua yang menerapkan disiplin dengan tidak konsisiten. Misalnya orang tua sering mengancam anak jika anak berani melakukan hal yang menyimpang. Tetapi ketika perilaku tersebut benar-benar dilakukan anak hukuman tersebut kadang diberikan kadang tidak, membuat anak bingung karena tidak ada standar yang jelas. hal ini memicu perilaku agresif pada anak. Ketidakonsistenan penerapan disiplin jika juga terjadi bila ada pertentangan pola asuh antara kedua orang tua, misalnya si Ibu kurang disiplin dan mudah melupakan perilaku anak yang menyimpang, sedang si ayah ingin memberikan hukuman yang keras.
2. Sikap permisif orang tua, yang biasanya berawal dari sikap orang tua yang merasa tidak dapat efektif untuk menghentikan perilaku menyimpang anaknya, sehingga cenderung membiarkan saja atau tidak mau tahu. Sikap permisif ini membuat perilaku agresif cenderung menetap.
3. Sikap yang keras dan penuh tuntutan, yaitu orang tua yang terbiasa menggunakan gaya instruksi agar anak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, jarang memberikan kesempatan pada anak untuk berdiskusi atau berbicara akrab dalam suasana kekeluargaan. Dalam hal ini muncul hukum aksi-reaksi, semakin anak dituntut orang tua, semakin tinggi keinginan anak untuk memberontak dengan perilaku agresif.
4. Gagal memberikan hukuman yang tepat, sehingga hukuman justru menimbulkan sikap permusuhan anak pada orang tua dan meningkatkan sikap perilaku agresif anak.
5. Memberi hadiah pada perilaku agresif atau memberikan hukuman untuk perilaku prososial.
6. Kurang memonitor dimana anak-anak berada
7. Kurang memberikan aturan
8. Tingkat komunikasi verbal yang rendah
9. Gagal menjadi model yang
10. Ibu yang depresif yang mudah marah
C. Faktor Sekolah
Beberapa anak dapat mengalami masalah emosi atau perilaku sebelum mereka mulai masuk sekolah, sedangkan beberapa anak yang lainnya tampak mulai menunjukkan perilaku agresif ketika mulai bersekolah. Faktor sekolah yang berpengaruh antara lain: 1) teman sebaya, lingkungan sosial sekolah, 2) para guru, dan 3) disiplin sekolah.
1. Pengalaman bersekolah dan lingkungannya memiliki peranan penting dalam pembentukan perilaku agresif anak demikian juga temperamen teman sebaya dan kompetensi sosial
2. Guru-guru di sekolah sangat berperan dalam munculnya masalah emosi dan perilaku itu. Perilaku agresifitas guru dapat dijadikan model oleh anak.
3. Disiplin sekolah yang sangat kaku atau sangat longgar di lingkungan sekolah akan sangat membingungkan anak yang masih membutuhkan panduan untuk berperilaku. Lingkungan sekolah dianggap oleh anak sebagai lingkungan yang memperhatikan dirinya. Bentuk pehatian itu dapat berupa hukuman, kritikan ataupun sanjungan.
D. Faktor Budaya
Pengaruh budaya yang negatif mempengaruhi pikiran melalui penayangan kekerasan yang ditampilkan di media, terutama televisi dan film. Menurut Bandura (dalam Masykouri, 2005: 12.10) mengungkapkan beberapa akibat penayangan kekerasan di media, sebagai berikut.
1. Mengajari anak dengan tipe perilaku agresif dan ide umum bahwa segala masalah dapat diatasi dengan perilaku agresif.
2. Anda menyaksikan bahwa kekerasan bisa mematahkan rintangan terhadap kekerasan dan perilaku agresif, sehingga perilaku agresif tampak lumrah dan bisa diterima.
3. Menjadi tidak sensitif dan terbiasa dengan kekerasan dan penderitaan (menumpulkan empati dan kepekaan sosial).
4. Membentuk citra manusia tentang kenyataan dan cenderung menganggap dunia sebagai tempat yang tidak aman untuk hidup.
Akibat sering nonton salah satu kartun, dan film robot di beberapa stasiun TV, anak cenderung meniru tokoh tersebut dan selain itu juga meniru perilaku saudara sepupu teman sepermainannya. Terkadang orang tua melarang putra – putrinya untuk menonton film – film kartun dan film robot tersebut tentunya dengan memberikan penjelasan, tetapi belum membuahkan hasil yang maksimal.
Selain itu, faktor teman sebaya juga merupakan sumber yang paling mempengaruhi anak. Ini merupakan faktor yang paling mungkin terjadi ketika perilaku agresif dilakukan secara berkelompok. Ada teman yang mempengaruhi mereka agar melakukan tindakan-tindakan agresif terhadap anak lain. Biasanya ada ketua kelompok yang dianggap sebagai anak yang jagoan, sehingga perkataan dan kemauanya selalu diikuti oleh temannya yang lain. Faktor-faktor Penyebab Anak Berperilaku Agresif di atas sangat kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lain

Sedulur Songo

SUARA INDRAKILA
SEDULUR SONGO

Saudara sembilan ( Sedulur songo ) kenyataannya tidaklah berada terus menerus dibagian badan Jasad Kasar ini. Halusnya berujud cahaya yang mempunyai warna sendiri-sendiri. Kodratullah-oranye, Wujudullah–hitam, Sipatullah–kuning, Datullah–putih, Sirullah–merah, Pangaribawa–biru, Prabawa–kuning emas, Kamayan–putih terang kemilau.

Semua saudara terjadi/tercipta bersamaan dengan turunnya Roh Suci didalam rahim ibu. Kamayan, Prabawa dan Pangaribawa ketiga-tiganya menjadi satu merupakan sang “aku” dari manusia (aku disini bukan “pribadi”), yaitu kekuasaan yang diberikan oleh Allah, untuk mengendalikan kelima saudara lainnya (sirullah, datullah, sipatullah, wujudullah dan kodratullah). Jadi ketiganya menjadi satu angan-angan yang bersifat tiga, punya watak dan kekuasaan sendiri-sendiri. Kekuasaan tertinggi adalah Kamayan, kemudian Prabawa, baru Pangaribawa. Dalam bertindak ketiga-tiganya selalu berbarengan dan membantu/menjiwai/memberi kekuatan tindakan saudara-saudara lainnya. Walaupun menerima kuasa dari Allah, namun tri-tunggal Kamayan-Prabawa-Pangaribawa tidaklah mampu menjamin kesejahteraan jiwa. Yang dapat menjamin kesejahteraan dan keharmonisan jiwa manusia hanyalah Tri Tunggal Mahasuci, Allah, Ingsun dan Roh Suci.

Berikut uraian/penjelasan mengenai Sedulur Songo ( Saudara Sembilan ).

Kodratullah, terjadi dari bayangan Rahsa Jati, wadagnya berada pada dikemaluan. Berkecenderungan negatif kearah nafsu sahwat. Apabila dapat dikuasai maka akan dapat diarahkan menjadi dasar kekuatan akan keindahan.

Wujudullah, yang terjadi dari anasir tanah/bumi wadagnya ada di daging-kulit. Berkecenderungan serakah, tamak, mau menang sendiri, curang, lamban, malas, serta menjauhkan dari kebaikan. Namun kalau dapat dikuasai bisa menjadi dasar kekuatan jasmani dan ketabahan serta tahan penderitaan.

Sirullah, yang terjadi dari anasir api, wadagnya berada didalam darah. Wataknya berangasan, amarah, tidak sabaran dan gelap mata. Kalau bisa dikendalikan menjadi kemauan, tekad dan ketekunan bahkan menjadi jalan bagi saudara-saudara lainnya dalam mencapai tujuan. Tanpa bantuan dan daya Sirullah maka tiada dapat tercapai.

Sifatullah, terjadi dari anasir air, wadagnya berada didalam tulang dan sumsum. Kekuatannya terasakan sebagai kehendak, yang menyebabkan adanya keinginan-keinginan, atau cita-cita. Dapat menjadi sarana Karsa Allah. Akan menjadi negatif apabila tidak dikendalikan, kearah kegemaran-kegemaran serta kesenangan-kesenangan yang tidak baik.

Dazullah, terjadi dari anasir hawa, berada di napas. Mempunyai watak jernih, belas kasih, bekti, cenderung akan hal-hal kesucian. Kekuatannya sanggup menimbulkan kesanggupan untuk berkorban atas dasar kasih, mendorong untuk tercapainya ketenteraman dalam hidup dengan sesama. Kekuatannya menimbulkan kesanggupan untuk berbakti, penyerahan total manembah kepada Panuntun Sejati/Guru Sejati untuk makin mendekat dan bersatu dengan Allah.

Pangaribawa, terjadi dari bayangan Roh Suci, wadagnya berujud pusar dan halusnya ada di angan-angan berupa “cipta”. Merupakan kekuatan paling bawah dari jiwa manusia. Pangaribawa memberi kekuatan kepada fungsi pancaindera. Maka, kekuatan ini seyogyanya diarahkan untuk menangkap hal-hal yang positif sesuai ajaran Guru Sejati untuk keutamaan hidup.

Prabawa, terjadi dari bayangan Ingsun/Guru Sejati, halusnya berada di angan-angan berupa “nalar”. Daya kekuatannya melebihi Pangaribawa. Prabawa memberi kemampuan untuk mengolah semua hal yang ditangkap oleh Pangaribawa. Prabawa kemudian mendorong akan timbulnya pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, dsb. Untuk menemukan jawaban yang tepat. Seyogyanya Prabawa haruslah didampingi erat oleh Datullah yang mendorong kearah kejujuran dan cinta kebenaran agar tidak terjerumus kerah pembenaran-pembenaran tindakan yang salah.

Kamayan, merupakan bayangan dari Allah ta’ala/Pengeran/Gusti Yang Maha Agung, wadagnya wujud jantung dan halusnya berada di angan-angan berupa “akal budi”. Kekuatannya yang disebut Kamayan atau Maya adalah kekuatan tertinggi dari angan-angan. Kamayan memberi kemampuan untuk memperoleh pengertian-pengertian yang luas dan mendalam mengenai hal-hal yang ditangkap oleh Pangaribawa dan Prabawa, sehingga dapat diambil intinya dan kesimpulannya.

Bayu Sejati, terjadi dari daya kekuatan kuasa Allah, wadagnya di tulang ekor sampai sumsum tulang belakang. Mempunyai daya kekuatan luar biasa. Enerji kundalini adalah salah satu daya kekuatan yang bersumber dari Bayu Sejati.

Kesembilan saudara; Bayu Sejati, Sirullah, Datullah, Sifatullah, Wujudullah, Kodratullah, Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan, berada dalam badan halusan manusia, yang harus dapat dikuasai agar saling bekerja sama dengan baik, agar tercapailah keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis untuk meningkatkan keutamaan/budi luhur. Sifat angan-angan (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) yang cenderung dapat menghalangi merasuknya pancaran sinar Illahi adalah karena sifat kedaulatannya, yang menimbulkan “aku” manusia. Aku nya manusia kemudian dapat dihinggapi oleh rasa perasaan kuasa. Inilah yang dapat menyebabkan seolah Nur Hidup merupakan cahaya yang bagaikan bayang-bayang yang tidak jelas, samar, karena tertutup oleh angan-angan.

*
Wujudullah dan Kodratullah, bisa sempurna bertindak kalau mendapat daya kekuatan dari Sirullah.
*
Sirullah dapat bertindak dengan baik apabila memperoleh daya kekuatan Sipatullah.
*
Sipatullah yang mengkoordinasikan agar Sirullah dan Wujudullah serta Kodratullah membantu kemauannya.
*
Datullah lah yang seharusnya dapat menerangi akan tindakan-tindakan saudara-saudara lainnya. Jadi Sipatullah harus mau menerima pepadang/penerangan dari Datullah, yang kemudian memberi daya kepada Datullah untuk dapat menerangi ketiga saudara lainnya yaitu Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah agar berjalan didalam kebenaran dan kebaikan. Maka demikian pula Sipatullah tanpa bekerja sama dengan Datullah, akan menjadi budak Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah, yang cenderung diajak berjalan kearah ketidak baikan/hal-hal negatif.
*
Semua hal tersebut, agar dapat terlaksana menjadi tindakan, apabila dibantu/dijiwai oleh ketiga saudara Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan. Jadi tiga saudara inilah yang seharusnya menuntun dan memberi jalan kepada Datullah agar menjadi kuat dan menggandeng Sipatullah. Angan-angan menjadi terang apabila mendukung Datullah agar selalu membawa kearah keinginan dan tindakan yang luhur dan membangun watak yang utama.
*
Kalau nafsu-nafsu (kelima saudara) dapat dikendalikan/dikuasai, maka angan-angan atau ketiga saudara (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) menjadi lebih mudah dikendalikan, dikumpulkan menjadi satu didalam hati sanubari, janganlah sampai berhubungan dengan otak. Hal ini sangat diperlukan dalam upaya untuk dapat menerima “anugerah” tuntunan dari Ingsun/Guru Sejati.
*
Bayu Sejati lah yang pada akhirnya direngkuh untuk memberi daya lebih untuk tujuan-tujuan spiritual maupun hal-hal kebaikan lainnya yang “lebih jauh”.

Maka apabila kesembilan saudara tadi sudah dapat dikuasai, dikendalikan dan patuh kepada aku sejati ya Roh Suci nya manusia, Wujudullah menjadi dasar kekuatan, Sirullah tidak sabar akan kebaikan, Sipatullah menjadi lantaran keinginan dan kehendak, Datullah menjadi sempurna kesuciannya dan panembahnya kepada Ingsun/Guru Sejati/Rasul Sejati dan Allah. Dimana Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan menyatu menjadi satu cipta luhur atau akal budi yang jernih, didalam ketenangan/ketenteraman yang eneng. Dan, terwujudlah jalan rahayu kearah kemulyaan langgeng, Alam Sejati.

Dalam kenyataan hidup keseharian sampai hayat masih dikandung badan, secara terus menerus ngracut busana kamanungsan adalah merupakan PR dan tugas yang harus dilaksanakan secara disiplin terus-menerus oleh kita. Maka, sudah barang tentu tugas ini sangatlah berat.

Cantrik Jonoloka.